SABHATANSA – Perkembangan kurikulum pendidikan membuat semua pihak merespon dengan cepat. Setelah resmi memberlakukan Kurikulum Merdeka untuk siswa kelas X tahun pelajaran 2022 – 2023, SMA Negeri 7 Malang mencoba hal baru yang menjadi bagian dalam IKM (Implementasi Kurikulum Merdeka). Kamis (24/11) Workshop Pembelajaran Berdiferensiasi dilaksanakan dengan menghadirkan seluruh dewan guru. “Workshop dilaksanakan selama 4 hari dan semuanya berlangsung dan dipusatkan di sekolah, ” kata kepala SMAN Dr. Basuki Agus Priyana Putra, M.Pd.
Dalam kesempatan tersebut, hadir sebagai pemateri pertama adalah Dr. Edy Koentjoro, M.Pd. Doktor alumnus Universitas Negeri Surabaya ini memaparkan materi terkait Hakikat Pembelajaran Berdiferensiasi dan Rencana Pembelajaran Berdiferensiasi. Selain itu, hadir juga undangan dari sekolah-sekolah yang berada di sekitar SMA Negeri 7 Malang. Di antaranya perwakilan dari SMA Panjura, SMA Kertanegara dan SMA Widyagama. “Kami sengaja menghadirkan sekolah yang berada di sekitar SMA Negeri 7 Malang, agar praktik baik ini bisa dirasakan secara lebih luas,” tambah kepala sekolah kelahiran Tulungagung ini.
Dalam materi yang berlangsung selama kurang lebih 120 menit Dr. Edy Koentjoro, M.Pd. memaparkan jika selama ini pembelajaran berdiferensiasi sudah dilakukan bapak/ibu guru. Namun baru-baru ini saja oleh pemerintah diberikan nama dan payung hukum di dalam IKM sehingga penerapannya diharapkan berlaku secara utuh. “Sehingga sekarang ini perlu agak serius agar yang diharapkan pemerintah bisa dilaksanakan dengan baik. Dan anak-anak bisa berkembang sesuai bakat dan kebutuhannya,” kata pria yang saat ini menjabat Direktur SMA Alhikmah Boarding School Batu ini.