SABHATANSA (01/24) – Menghadirkan inovasi di lingkungan pendidikan, Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) terus menunjukkan keberagaman kreativitas peserta didiknya. Salah satu kegiatan yang semakin populer dan memberikan dampak positif adalah pembuatan sosiodrama bertema kesehatan mental, sebagai upaya untuk membangun jiwa dan raga peserta didik.

Dalam rangkaian kegiatan P5, peserta didik diajak untuk mengembangkan pemahaman mendalam tentang pentingnya kesehatan mental, pencegahan kekerasan, mengenal dan mengaktualisasi diri, hingga pengisian jar emosi. Ibu Lintang Ayu Riwanti, S.Pd., Gr selaku fasilitator P5 menjelaskan betapa pentingnya rangkaian kegiatan tersebut, “untuk memahami orang lain, peserta didik harus paham akan dirinya sendiri terlebih dahulu. Maka dalam kegiatan tersebut peserta didik diminta mendeskripsikan kekurangan dan kelebihannya, serta mengenali dan belajar mengendalikan emosi melalui pengisian jar” ujarnya.

Peserta didik didorong untuk mengekspresikan diri melalui sosiodrama, yang tidak hanya mengasah kemampuan teknis dalam produksi video, tetapi juga memperkaya empati, komunikasi, dan kerjasama tim. “penyusunan sosiodrama dalam kegiatan P5 ini dilakukan secara terbimbing, tentu Bapak Ibu guru mendampingi setiap proses yang dilakukan” lanjut Bu Lintang.

Salah satu sosiodrama yang diproduksi dalam kegiatan ini mengangkat kisah seorang siswa yang mengalami tekanan sosial dari teman-temannya. Sosiodrama tersebut menggambarkan perjuangan tokoh utama dalam mengatasi rasa cemas akibat perundungan dan menemukan dukungan dari teman-teman serta guru. “stop bullying, bullying itu nggak keren” ucap Ifkar salah satu siswa menyampaikan  pesan dalam sosiodramanya.

“Kegiatan P5 ini bermakna dan menyenangkan, karena banyak game seru dengan kegiatan yang dilakukan di luar kelas. Selain itu kita jadi tahu bagaimana perbedaan dari empati dan simpati, serta mengenali emosi diri sendiri” lanjut Ifkar menyampaikan perasannya.

Dengan tema “Bangunlah Jiwa & Raganya”, kegiatan P5 ini memberikan dampak positif yang nyata bagi peserta didik. Mereka tidak hanya belajar tentang pentingnya kesehatan mental, tetapi juga memperoleh pengalaman berharga dalam berekspresi dan berkolaborasi. Keberhasilan program ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi sekolah-sekolah lain untuk mengintegrasikan kegiatan serupa, demi menciptakan generasi emas yang lebih tangguh dan peduli. (dp)