
SABHATANSA (26/2) Ibu Ninik, nama yang sangat familiar bagi keluarga besar sabhatansa. Akan tetapi, ini bukan sembarang Ninik, beliau bukanlah Ninik Permatasari maupun Ninik Nuraini melainkan Ninik Suwarni, S.Pd., Gr. Salah satu guru pengampu mata pelajaran sejarah di SMAN 7 Malang, yang sudah lama berkecimpung di dunia autisme. Dengan kelebihan yang beliau miliki, kini beliau dipercaya untuk membantu BK menangani siswa berkebutuhan khusus di lingkup sekolah utamanya sabhatansa.
“Tangan ke atas menggapai bintang Tangan ke samping burung yang terbang Tangan ke depan ikan berenang Duduk yang rapi siap berdoa” merupakan lagu yang sering beliau nyanyikan dengan siswa-siswa di kelasnya sebelum memulai pembelajaran.
Tanpa meninggalkan beban kerjanya sebagai sosok pengajar, beliau mengintegrasikan ilmunya dalam menangani siswa berkebutuhan khusus pada kegiatan belajar mengajar di kelasnya. Menguras tenaga dan segala upaya beliau lakukan untuk memfasilitasi setiap ABK yang ada di kelasnya. “saya ikhlas, walaupun harus menuntunnya siswa demi siswa, asal mereka paham dan mengerti! ada kebanggaan tersendiri di hati saya” ujarnya. Beliau memanfaatkan berbagai teknik dan alat bantu untuk memastikan setiap anak dapat memahami materi dengan baik dan merasa nyaman dalam proses pembelajaran.
“Autis bukan akhir dari segalanya karena Allah SWT menciptakan semua yang ada di alam semesta ini pasti ada manfaatnya” lanjutnya dalam paparan praktik baiknya.
Ibu Ninik memberikan materi yang disusun secara khusus agar sesuai dengan kebutuhan setiap anak. Salah satu pendekatan yang digunakan adalah pembelajaran kontekstual, yang memungkinkan siswa belajar melalui pengalaman nyata dan situasi yang menyerupai kehidupan sehari-hari serta pemberian layanan yang konsisten dan berkelanjutan.
Guna mengukur keberhasilan pelaksanaan pembelajaran, Ibu Ninik melakukan survei terhadap peserta didik dan orang tua melalui Google Form. Hasil survei menunjukkan bahwa peserta didik merasa lebih mudah memahami materi, lebih termotivasi untuk belajar, dan lebih percaya diri dalam berpartisipasi aktif di kelas. Orang tua juga memberikan umpan balik positif mengenai perkembangan anak mereka. Salah satu siswa bernama Yusuf mengalami kesulitan dalam menulis, hal ini tidak menjadikan Ibu Ninik menutup mata akan tetapi beliau lebih tertantang dan langsung memberikan layanan kepada siswa yang bersangkutan dengan melatihnya menulis secara langsung di dalam kelas.
“Melihat matahari terbit di pagi hari, cahaya yang terang memberi sinar. Semoga pembelajaran ini menjadi ilmu yang berarti, terus berkembang dan memberi kebermanfaatan sampai nanti” Kalimat tersebut disampaikan Ibu Ninik Suwarni, S.Pd., Gr sebagai penutup dalam kegiatan berbagi praktik baik. (def)