SABHATANSA – Abhirama Putra Susetyo dan Adhigana Putra Susetyo, siswa kembar yang menjadi pemain basket dari SMA Negeri 7 Malang, telah menjadi contoh nyata dari sebuah quotes bahwa “tidak ada yang mudah, namun tidak ada yang tidak mungkin”. Sebuah kisah panjang diiringi tantangan dan perjuangan mengantarkan mereka kepada titik keberhasilan.

Awalnya, tujuan mereka bermain basket bukanlah karena passion, melainkan untuk menurunkan berat badan. “Soalnya dulu saya sama saudara saya ini ketika SMP pernah gemuk. Berat badan kami mencapai 84 kg. Jadi, kami memutuskan untuk mengikuti Bimasakti Basketball Academy untuk menurunkan berat badan kami” ungkap Adhigana. Namun, siapa sangka, dari motivasi tersebut, perjalanan mereka berubah menjadi kisah inspiratif dan membanggakan.

Si kembar pemain basket yang mengidolakan Stephen Curry dan terinspirasi oleh Russell Westbrook ini mengaku mendapatkan dukungan yang kuat dari keluarga terutama dari ayah mereka yang mendorong setiap langkah demi langkah perjuangan. “Support yang paling besar dari Papa kami, Papa Tino, sampai papa mengambil lisensi sebagai pelatih basket untuk membersamai dan membimbing kami” ujar mereka menceritakan kisahnya dengan bangga.

Namun, perjalanan memang tidak selalu mulus. Selain pernah mendapatkan kekalahan dengan skor yang sangat timpang, Adhigana dan Abhirama juga sempat mengalami perasaan gugup menghadapi pemain Porprov.  Untungnya, tantangan tersebut justru menjadi pelajaran berharga yang dapat mendongkrak semangat mereka, “Dari tantangan tersebut, kami menyadari bahwa kami harus meningkatkan skill dan mulai membaca cara bermain lawan sebagai salah satu trik dalam mempersiapkan pertandingan yang akan datang” ujar Adhigana menegaskan dengan tegas.

Momentum tak terlupakan bagi mereka adalah saat Abhirama berhasil mencetak skor penting pada momen krusial pertandingan. Dengan posisi sebagai forward, mereka menunjukkan sinergi yang kuat bahkan pada detik-detik terakhir sekalipun. “Kami telah meraih 2 kejuaraan, yaitu juara 2 dalam Perbasi Cup dan Pelangi Cup Kota Malang tahun 2024. Berat badan pun turun drastis menjadi 60kg dalam 1,5 bulan semenjak mengikuti Bimasakti Basketball Academy, badan juga lebih sehat” ujar mereka penuh syukur.

Meskipun terkadang mereka mengalami konflik interpersonal karena perbedaan pendapat dalam permainan basket, pada akhirnya mereka selalu menemukan cara untuk berdamai. Untuk masa depan, mereka bercita-cita menjadi pelatih basket berlisensi, sambil mempertimbangkan opsi lain seperti seni, gizi, dan desain komunikasi visual.

Di akhir wawancara, Adhigana & Abhirama memberikan pesan untuk teman-teman, “Tetap semangat, jangan menyerah, percaya proses, dan selalu iringi dengan doa” pungkasnya. Semoga kisah mereka menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk terus berjuang mencapai mimpi yang besar! 🏀✨(dp)