
SABHATANSA – dewasa ini, pendekatan deep learning masif diterapkan oleh Bapak/Ibu guru pada lingkungan sabhatansa begitu pula halnya yang dilakukan oleh Ibu Arise Define Dien, S.Pd., Gr dalam materi kesetimbangan kimia. Pendekatan ini mendorong peserta didik untuk belajar secara mendalam melalui eksperimen di laboratorium, sehingga konsep-konsep abstrak seperti kesetimbangan kimia menjadi lebih konkret dan mudah dipahami.
Dalam sesi laboratorium, peserta didik mereaksikan larutan kalium tiosianat (KSCN) dengan larutan besi (III) klorida (FeCl3). Reaksi ini menghasilkan larutan berwarna merah bata, yang merupakan kompleks ion [Fe(SCN)]²⁺. Dengan mengubah-ubah jumlah reaktan dan juga produk yang ditambahkan, peserta didik dapat mengamati pergeseran kesetimbangan sesuai prinsip “Le Chatelier”. Pengalaman ini tidak hanya memperkenalkan mereka pada fenomena reaksi kimia, tetapi juga melibatkan mereka secara aktif dalam menganalisis dan memahami dinamika sistem kesetimbangan.
Selain itu, peserta didik juga mempelajari kesetimbangan kimia melalui reaksi antara amilum dan iodin. Ketika kedua zat ini dicampurkan, terbentuk larutan berwarna biru gelap. Warna tersebut disebabkan oleh interaksi kompleks antara molekul amilum dan iodin. Menariknya, saat larutan tersebut dipanaskan, warna biru menghilang karena perubahan struktur kompleks yang tidak stabil pada suhu tinggi, dan akan menjadi biru kembali apabila didiamkan pada suhu dingin. “Perubahan warna itu dapat terjadi karena perubahan suhu” jelas Hilmy. Proses ini kembali menjadi salah satu contoh praktis kesetimbangan kimia yang dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti suhu. Peserta didik diajak untuk merefleksikan bagaimana suhu dapat menyebabkan pergeseran kesetimbangan, sesuai prinsip yang sama.
Pendekatan deep learning yang diterapkan oleh Ibu Arise Define Dien, S.Pd., Gr di SMAN 7 Malang memberikan manfaat signifikan. Peserta didik tidak hanya memahami konsep teoretis, tetapi juga mengasah keterampilan analisis, kritis, dan pemecahan masalah. Mereka diajak untuk berpikir seperti ilmuwan, menghubungkan teori dengan praktik nyata, serta mengeksplorasi fenomena kimia secara mendalam. Dengan cara ini, pembelajaran kimia menjadi lebih menarik, interaktif, dan relevan dengan kehidupan sehari-hari. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan modern yang berorientasi pada penguasaan kompetensi serta pengembangan karakter dan minat belajar sepanjang hayat.
“Kimia itu kan abstrak, untuk membayangkannya saja susah sehingga perlu adanya praktikum dalam pembelajaran kimia, akan tetapi praktik tanpa teori itu akan sia-sia maka teori dan juga praktik harus seimbang” terang Hilmy salah satu peserta didik kelas XI.
Kesetimbangan kimia sering dianggap sebagai cerminan dasar keseimbangan dalam kehidupan. Dalam kimia, kesetimbangan terjadi ketika laju reaksi maju dan mundur setara, menciptakan situasi stabil di mana tidak ada perubahan besar yang terjadi meski reaksi terus berlangsung di tingkat molekul. Dalam kehidupan sehari-hari, prinsip ini bisa diibaratkan dengan pentingnya keseimbangan dalam berbagai aspek, seperti keseimbangan emosi dan keseimbangan ekosistem. Kesetimbangan kimia mengajarkan kita bahwa stabilitas bukan berarti diam, tetapi terjadi karena interaksi dinamis yang terus berlangsung. Prinsip ini menginspirasi kita untuk menjaga harmoni dalam setiap aspek kehidupan dengan fleksibilitas dan adaptabilitas. (def)